PENERAPAN
PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI MAWARIS
IMPLEMENTATION
OF PROBLEM BASED LEARNING IN INCREASING LEARNING OUTCOMES IN MAWARIS MATERIALS
M. Miftah Murtadlo, S. Pd. I, M. Pd
SMA Negeri 1 Tangen
Abstrak
Penelitian ini dilakukan sebagai perbaikan
proses pembelajaran, sehingga peserta didik mampu meningkatkan kompetensi
pengetahuan dan keterampilannya sehingga mudah menemukan essensi pesan nilai
dan mampu menginternalisasikan dalam dirinya. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dalam
bahasa inggris disebut dengan istilah classroom action research. Penelitian
dilakukan sebanyak 3 siklus. Hasil evaluasi pada siklus I masih belum tuntas,
sehingga dilakukan perbaikan pada siklus II. Refleksi siklus I dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus II. Refleksi siklus II
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan siklus III. Mawaris mengalami peningkatan
setelah penggunaan media Visual Aids yang ditandai dengan kenaikan rata – rata
kelas serta ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa juga meningkat
dari pre siklus yang hanya 22%, kemudian meningkat di siklus 1 menjadi 44,4%.
Presentase kenaikan juga terlihat di siklus 2, yaitu dengan perolehan hasil
sebesar 77,8% dan di siklus 3 ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100%.
Kata Kunci: Peningkatan Hasil belajar, Model pembelajaran problem
Based Learning, Mawaris
This
research was conducted as an improvement in the learning process, so that
students are able to improve their knowledge and skills competencies so that it
is easy to find the essence of value messages and be able to internalize them.
The method used in this research is classroom action research in English called
classroom action research. The research was conducted in 3 cycles. The results
of the evaluation in the first cycle are still not complete, so improvements
are made in the second cycle. Reflection in the first cycle is carried out to
determine the improvement steps in the second cycle. Cycle II reflection was
carried out to determine improvement steps for cycle III. Mawaris experienced
an increase after the use of Visual Aids media which was marked by an increase
in class average and student learning completeness. Mastery of student learning
also increased from pre-cycle which was only 22%, then increased in cycle 1 to
44.4%. The percentage increase was also seen in cycle 2, with the acquisition
of results of 77.8% and in cycle 3, student learning completeness increased to
100%
Pendahuluan
Pendidikan Islam (PAI) memiliki peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat. Banyak masalah dan kegiatan dalam
masyarakat yang diselesaikan dan diiringi dengan kegioatan keagamaan seperti
berdo’a dan bersholawat. Agama itu penting, maka seharusnya Pendidikan agama
merupakan kebutuhan dan menjadi kegiatan yang melibatkan Fenomena umum yang
ditemukan dalam pembelajaran Pendidikan agama Islam menunjukkan bahwa proses
penyelenggaraan Pendidikan Agama islam masih berbasis materi, pada guru pada
umumnya belum mampu mengembangkan bentuk pembelajaran yang aktif. Hal ini dapat
dipahami karena proses pembelajaran cenderung didominasi oleh guru, komunikasi
berlangsung satu arah karena guru dibebani oleh target menuntaskan kurikulum.
Paradigma yang dianut para guru masih berorientasi kepada mengajarkan materi
dan sedikit sekali memberikan pengalaman dan melatih ketrampilan belajar kepada
peserta didik.
Disamping itu, problematika klasik yang terus
mengemuka dalam dunia Pendidikan dewasa ini merupakan rendahnya tingkat
keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar yang berdampak kepada
rendahnya pemahaman dan prestasi belajar. Dalam hal lain adalah dalam proses
pembelajaran peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir,
sebagaimana Fazlur Rahman mengemukakan bahwa Pendidikan umat Islam senantiasa
menggunakan metode hafalan, yang tidak dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berfikir kritis dan inovatif
Fenomena lainnya adalah para guru Pendidikan
Agama Islam sudah terbiasa menggunakan strategi pembelajaran konvensional
seperti ceramah, sebagaimana Amin Abdullah yang dikutip oleh Abdul Aziz
Saefudin(tahun dan halaman) mengatakan: metode dan strategi Pembelajaran ini
kurang menarik.
Sebenernya, strategi pembelajaran ini kurang dapat membangkitkan aktivitas
peserta didik dalam pembelajaran. Hal ini tampak dari prilaku anak yang
cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru.
Dengan perkembangnya teknologi, pembelajaran bisa
diintegrasikan dengan media serta pembelajaran yang lebih menarik, interaktif
dan inovatif. Melalui media dan model pembelajaran yang menarik, interaktif dan
interaktif tersebut diharapkan siswa dapat lebih mudah mengrti dan memahami isi
materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu
model pembelajaran yang sesuai dengan hal tersebut adalah Problem Based
Learning. Dengan problem based learning di harapkan siswa bisa belajar
berdasar masalah yang ada disekitar siswa.
Metode
Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Penelitian tindakan kelas dalam bahasa inggris disebut dengan istilah
classroom action research. Penelitian Tindakan Kelas merupakan ragam penelitian
pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan
masalah – masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan
hasil pembelajaran dan mencoba hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan
mutu dan hasil pembelajaran. PTK mempunyai karakteristik tersendiri yang
membedakan dengan penelitian yang lain, diantaranya yaitu : masalah yang
diangkat adalah masalah yang diahadapi oleh guru dikelas dan adanya tertentu
untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas.
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan rancangan penelitian model
Hopkins yang diawali dengan tindakan pendahuluan kemudian dilanjutkan
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilakukan sebanyak
3 siklus. Hasil evaluasi pada siklus I masih belum tuntas, sehingga dilakukan
perbaikan pada siklus II. Refleksi siklus I dilakukan untuk menentukan
langkah-langkah perbaikan pada siklus II. Refleksi siklus II dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah perbaikan siklus III.
Hasil dan
Pembahasan
Hasil penelitian yang telah
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan menunjukkan adanya suatu peningkatan
pada aktivitas guru, aktivitas siswa,serta pemahaman siswa terhadap materi
Mawaris. Pada sub bab ini akan dijelaskan lebih rinci pembahasan terkait
peningkatan yang terjadi setelah menggunakan model pembelajaran problem based
learning pada proses pembelajaran.
Penerapan Model
Pembelajaran Problem based Learning pada Materi Mawaris
Siswa XII IPA 2 SMA N 1 Tangen
Pelaksanaan
Observasi Aktivitas Guru Pada siklus 1, menujukkan bahwa model pembelajaran problem based
learning belum terlaksana dengan maksimal.
Pada siklus I, aktivitas guru terlihat belum terlaksana dengan sebagaimana
kegiatan yang telah disusun dengan wkatu yang telah direncanakan. Hasil yang diperoleh dari
siklus 1 ini adalah 79,16.
Oleh karena itu, sesuai dengan hasil
refleksi dari siklus 1 dilakukan upaya perbaikan yang nantinya akan
dilaksanakan pada siklus 2. Dengan adanya upaya perbaikan tersebut, diharapkan
terjadi peningkatan dari hasil siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 2 hasil observasi aktivitas guru
memeroleh skor 84,72. Dari siklus 1 ke siklus 2, terjadi peningkatan nilai untuk
aktivitas guru sebanyak 5,56.
Dari hasil refleksi siklus 2,
terlihat aktivitas guru sudah mengalami peningkatan, namun belum maksimal,
sehingga dilakukan siklus 3 yang diharapkan akan lebih meningkatkan hasil dari
siklus 2. Pada siklus 3 hasil observasi aktivitas guru memeroleh skor 94,44. Dari
siklus 2 ke siklus 3 terjadi peningkatan nilai untuk aktivitas guru sebanyak
9,72. Hasil
pelaksanaan observasi guru digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
Grafik 4.1 menjelaskan bahwa adanya peningkatan aktivitas
guru dari siklus 1 ke siklus 2 dan ke siklus 3. Peningkatan terjadi karena adanya
tindakan perbaikan yang dilaksanakan oleh guru pada siklus 2 sesuai dengan hasil refleksi pada pelaksanaan
siklus 1 serta siklus 3 sesuai dengan
hasil refleksi pada pelaksanaan siklus 2.
Tindakan perbaikan yang dilakukan
guru dalam siklus 2 antara lain penggunaan media yang lebih efektif, guru lebih
memotivasi siswa agar berani mengungkapkan pendapatnya serta memberikan
perhatian lebih pada siswa agar mereka lebih memahami materi yang disampaikan
sehingga siswa memiliki pemahaman yang merata. Pada Siklus 3 guru juga mengadakan
perbaikan antara lain Upaya perbaikan yang
akan dilaksanakan antara lain keterampilan penggunaan media, komunikasi yang
lebih aktif dengan siswa, serta pemberian reward dan punishment bagi siswa
sehingga siswa akan termotivasi untuk memahami materi yang diajarkan.
a. Pelaksanaan
Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil observasi
aktivitas siswa yang telah dilaksanakan pada siklus 1, menunjukkan bahwa model
pembelajaran problem based learning belum terlaksana dengan maksimal. Pada siklus 2, aktivitas siswa terlihat belum terlaksana
sesuai dengan apa yang diharapkan dan dalam waktu yang sudah direncanakan.
Hasil yang diperoleh pada siklus 1 ini adalah : kehadiran 94,44, keaktifan 70,
37, keaktifan dalam diskusi 72,22, kemampuan berkomunikasi 74,07, kejujuran
96,29
Oleh karena itu, sesuai dengan hasil
refleksi dari siklus 1 dilakukan upaya perbaikan yang nantinya akan dilaksanakan
pada siklus 2.
Dengan adanya upaya perbaikan tersebut, diharapkan terjadi peningkatan dari
siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 2 hasil observasi aktivitas siswa
memperoleh hasil : Kehadiran 96,29, keaktifan 77,77, keaktifan dalam diskusi 81,48,
kemampuan berkomunikasi 79,62, kejujuran 96, 29.
Sesuai
dengan hasil refleksi pada siklus 2 dilakukan upaya perbaikan yang nantinya
akan dilaksanakan pada siklus 3. Dengan adanya upaya perbaikan tersebut,
diharapkan adanya peningkatan pada hasil dari siklus 2 ke siklus 3. Hasil yang
diperoleh pada siklus 3 adalah : kehadiran 100, keaktifan 85,18, keaktifan
dalam diskusi 92,59, kemampuan dalam berkomunikasi 88,88, kejujuran 98,14.
Hasil pelaksanaan observasi aktivitas siswa digambarkan sebagai berikut :
Grafik menjelaskan bahwa adanya peningkatan pada aktivitas
siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dan dari siklus 2 ke siklus 3. Peningkatan terjadi karena adanya
tindakan perbaikan yang dilaksanakan oleh guru pada siklus 2 dan siklus 3
sesuai dengan hasil refleksi pada pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2.
Siswa belum terlihat aktif dalam
proses pembelajaran siklus 2, sehingga dilakukannya perbaikan dengan harapan siswa dapat
terlibat aktif dalam proses pembelajaran pada siklus 2 dan siklus
3. Mulai dari
aktif bertanya, menjawab, berdiskusi dalam kelompok dan memperesentasikan hasil diskusi serta
kejujuran dalam mengerjakan tes.
1.
Peningkatan Pemahaman Materi Mawaris melalui Model
Pembelajaran problem Based learning siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Tangen
Terjadi peningkatan pemahaman
kehususnya pada materi mawaris setelah menggunakan Model pembelajaran problem based
learning. Analisis hasil siklus 2 dan siklus 2 serta
siklus 3 menghasilkan
nilai rata-rata kelas dan presentase ketuntasan belajar yang berbeda. Hasil
nilai rata-rata kelas dapat ditunjukkan pada grafik 4.3 antara lain sebagai
berikut:
Hasil
presentase ketuntasan belajar dapat ditunjukkan pada grafik berikut :
Pembelajaran dengan mengunakan model
problem based learning berhasil dilakukan sesuai dengan
tujuan dari digunakannya model problem based learning yang
dapat menarik perhatian dan minat siswa dalam materi yang akan dipelajari
sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran problem based
learning, siswa dapat memahami materi dengan
cara yang baru dan menyenangkan. Pembelajaran dengan menggunakan model
problem based learning dilakukan sesuai dengan
langkah-langkah yang telah disusun dalam RPP. Dengan penggunaan model model
pembelajaran problem based learning ini telah berhasil atau
efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam materi mawaris.
Kesimpulan
Penggunaan
model pembelajaran problem based learning dapat dilaksanakan dengan baik. Hal
ini dapat diketahui dari hasil aktivitas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa
dari siklus 1 ke siklus 2, dan dari siklus 2 ke siklus 3 yang mengalami
peningkatan. Untuk aktivitas guru pada siklus 1 nilai yang diperoleh adalah
79,16 ( sedang ) dan mengalami peningkatan pada siklus 2 dengan perolehan nilai
84,72 ( tinggi ) kemudian di siklus 3
mengalami peningkatan lagi menjadi 94,44 ( sangat tinggi ). Dalam aktivitas
siswa juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 dan ke siklus 3.
Nilai kehadiran meningkat dari 94,44 di siklus 1, menjadi 96,29 di siklus 2,
dan 100 di siklus 2. Nilai keaktifan dari 70, 37 di siklus 1, meningkat jadi
77,77 di siklus 2, dan meningkat menjadi 85,18 di siklus 3. Keaktifan dalam
berdiskusi juga meningkat dari siklus 1 yang memperoleh nilai 72,22, menjadi
81,84 di siklus 2, dan 92,59 di siklus 3. Adapun kemampuan berkomunikasi dari
hasil di siklus 1 74,07 meningkat menjadi 79,62 di siklus 2, dan meningkat lagi
di siklus 3 dengan nilai 88,88. Kejujuran siswa juga mengalami peningkatan,
dari siklus 1 96,29 menjadi 96,29 di siklus 2, dan meningkat menjadi 98,14 di
siklus 3.
Pemahaman
siswa kelas XII MM SMK Negeri 1 Miri pada materi Mawaris mengalami peningkatan
setelah penggunaan model pembelajaran problem based learning yang ditandai
dengan kenaikan rata – rata kelas serta ketuntasan belajar siswa. Rata-rata
kelas pada pre siklus menunjukkan rata rata kelas yang rendah yaitu 65. Pada
siklus 1, rata rata kelas meningkat menjadi 76, 94. Kemudian pada siklus 2,
kembali terlihat peningkatan rata-rata kelas sebesar 81,38. Pada siklus 3 juga
kembali terlihat peningkatan rata-rata kelas sebesar 87,22. Selain rata-rata
kelas, ketuntasan belajar siswa juga meningkat dari pre siklus yang hanya 22%,
kemudian meningkat di siklus 1 menjadi 44,4%. Presentase kenaikan juga terlihat
di siklus 2, yaitu dengan perolehan hasil sebesar 77,8% dan di siklus 3
ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100%.
DAFTAR PUSTAKA
Poerwadiminta.2001.
Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta;Balai Pustaka
Slamento.
2003. Evaluasi hasil belajar. Jakarta;Bina Ilmu
Ahmad
Sobri. 2005. Strategi Belaja, Mengajar dan Micro teaching. Jakarta;
Quantum teching
Dian
Khairul Uman; 1999; Fiqh Mawaris. Bandung; Pustaka setia
Muhammad
Ali Ash-Sabuni. 2013. Al-Mawarith f Asy Syari’ah Islamiyah terjemahan A.M. Basmalah,
Pembagian Waris menurut Islam. Jakarta; Gema Insan Pres
Aris
Shoimi. 2005. Model Pembelajaran inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta; Ar- Ruz
Media
Kunandar.
2007. Guru Fofesional implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP)
dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta; PT Rodja Grafindo Persada
© Copy Right - 2021-SMA NEGERI 1 TANGEN SRAGEN. All Rights Reserved.